Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istri, berfoto bersama Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip, di music room Kerajaan Inggris, sebelum upacara penerimaan penghargaan, Rabu (31/10/2012). Presiden SBY melakukan kunjungan selama tiga hari, dalam rangka memenuhi undangan Ratu Inggris Elizabeth II.
Istana Bantah Gelar Ksatria SBY Dibarter Proyek Tangguh
Jumat, 2 November 2012 22:25 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gelar ksatria 'Knight Grand Cross in the Order of the Bath' dari Ratu Inggris Elizabeth II yang diberikan kepada Presiden SBY, kabarnya dibarter dengan memberikan proyek membangun kilang LNG Tangguh kepada perusahaan Inggris, BP Plc. "Itu tidak terkait satu dengan yang lain. Karena, soal gas Tangguh, itu antar-menteri. Jadi, pemberian gelar bukan barter ya," kata Firmanza, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, ketika dikonfirmasi wartawan, Jumat (2/11/2012).
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Indonesia resmi menyampaikan persetujuan atas proposal pengembangan kilang LNG Tangguh, saat pertemuan bilateral Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron di London, Kamis (1/11/2012), di sela kunjungan presiden ke Inggris. Hadir juga CEO BP Group Bob Dudley, dan Presiden BP di Asia Pasifik William Lin. Investasi untuk pengembangan kilang LNG Tangguh, diperkirakan mencapai lebih dari 12 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau 7,5 miliar Poundsterling.
Saat itu, Presiden SBY juga memperoleh gelar ksatria dari Ratu Elizabeth II. Menurut Firmanza, pemberian gelar ksatria dari Kerajaan Inggris kepada SBY, karena presiden dianggap mampu menjaga hubungan bilateral Inggris-Indonesia. "Kalau diberitakan MoU gas Tangguh disetujui sesaat setelah pemberian gelar, tone-nya seolah-olah jadi barter," ucap Firmanza.
http://www.tribunnews.com/2012/11/02...proyek-tangguh
PROYEK KILANG GAS TANGGUH
SBY dapat gelar, BP Plc dapat proyek gas US$ 12 Miliar
Jumat, 02 November 2012 | 13:00 WIB
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi telah merestui perusahaan asal Inggris, BP Plc serta mitranya membangun train ketiga di kilang LNG Tangguh. Ini merupakan pengembangan lanjutan dari kilang LNG Tangguh yang saat ini sudah memiliki dua train. Kapasitas dua train yang beroperasi saat ini adalah 7,6 juta metrik ton LNG per tahun. Sedangkan, untuk train ketiga ini direncanakan berkapasitas 3,8 metrik ton LNG per tahun.
BP Plc dan mitranya sudah menyampaikan proposal pengembangan kilang LNG Tangguh awal September lalu. Rencananya, train ketiga akan dibangun di Teluk Bintuni, Papua Barat, lokasi dimana dua train lainnya berada. Pemerintah Indonesia resmi menyampaikan persetujuan atas proposal pengembangan kilang LNG Tangguh ini pada saat pertemuan bilateral Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron di London, Kamis (1/11).
Dalam pertemuan itu, hadir juga CEO BP Group, Bob Dudley dan Presiden BP di Asia Pasifik, William Lin. Investasi untuk pengembangan kilang LNG Tangguh ini diperkirakan mencapai lebih dari US$ 12 miliar atau 7,5 miliar poundsterling. â??Persetujuan ini merupakan kabar gembira bagi BP, salah satu penanam modal asing terbesar di Indonesia. Ini juga meningkatkan nilai perdagangan dan investasi Inggris di Indonesia,â?? ujar David Cameron usai pertemuan bilateral tersebut, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima KONTAN di Jakarta, Jumat (2/11)
Dengan adanya persetujuan dari pemerintah Indonesia, selanjutnya pihak BP Plc dan mitranya segera menentukan Final Investment Decision (FID). Selanjutnya, proyek pengembangan ini direncanakan mulai dikerjakan tahun 2014. Dan tes operasi pertama (commissioning) dilakukan pada akhir 2018. Restu untuk proyek pengembangan kilang Tangguh kepada BP Plc, dilakukan setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapat gelar ksatria dari Ratu Elizabet II. Oleh kerajaan Inggris, SBY diberikan penghargaan Knight Grand Cross of the Order of the Bath. Disisi lain, perusahaan asal Inggris, yakni BP Plc mendapatkan proyek pembangunan kilang LNG Tangguh di Papua. Lagi-lagi, tak ada makan siang yang gratis.
http://industri.kontan.co.id/news/pe...guh/2012/11/02
Quote:
BP Tangguh Diminta Ajukan PoD Kilang Unit 3 dan 4
Thursday, 29 03 2012
Kilang LNG Tangguh Unit 3 diproyeksikan mulai beroperasi 2017-2018.
JAKARTA (IFT) â?? BP Tangguh Ltd, anak usaha BP Indonesia, perusahaan migas asal Inggris, diminta segera mengajukan proposal rencana pengembangan (Plan of Development/POD) kilang gas alam cair (LNG) Tangguh Unit (Train) 3 dan 4 di Teluk Bintuni, Papua Barat sebelum akhir 2012. Evita Herawati Legowo, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan proposal PoD Unit 3 dan 4 kilang Tangguh itu harus segera diusulkan karena Unit 3 kilang tersebut diproyeksikan beroperasi 2017-2018.
Unit 3 dan 4 kilang Tangguh diperkirakan masing-masing berkapasitas 3,8 juta ton per tahun (mtpa), sama seperti dengan kapasitas masing-masing dua unit sebelumnya. Usulan PoD Unit 3 dan 4 kilang Tangguh harus disertai nilai cadangan terbukti setelah eksplorasi dikerjakan.
http://old.indonesiafinancetoday.com...g-Unit-3-dan-4
Pertamina dan PLN Bersaing Dapatkan LNG dari Tangguh
Friday, 30 03 2012
JAKARTA (IFT) â?? PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) bersaing mendapatkan pasokan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) dari kilang Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat yang dikelola BP Tangguh Ltd, anak usaha BP Indonesia. LNG itu merupakan pengalihan gas yang menjadi jatah Sempra Energy, perusahaan energi yang berbasis di San Diego, Amerika Serikat.
Mochammad Harun, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan Pertamina siap membeli LNG dari kilang Tangguh. LNG itu untuk pasokan terminal penerima LNG Arun sebesar US$ 9-US$ 10 per mmbtu. Dia beralasan, sampai saat ini kilang LNG Tangguh belum memenuhi kewajiban penjualan domestik (DMO).
http://old.indonesiafinancetoday.com...G-dari-Tangguh
----------------------------
Sudah menjadi kebiasaan bagi pemimpin-pemimpin negara besar dan maju kalau datang ke Indonesia, atau kalau Presiden Indonesia bertamu ke negara maju, pasti ada 'barter' proyek kekayaan alam atau pembelian produk industri mereka secara besar-besaran oleh Pemerintah kita. Ketika Presiden Clinton dari AS ke Jakarta, pulangnya dia mengantongi konsesi ladang migas terbesar di dunia di kepulauan NATUNA yang bernilai ratusan miliar dollar pada waktu itu. Ketika Presiden Megawati ke China, yang sempat-sempatnya berdansa dengan Pejabat China di Beijing, sepulangnya dia memberikan kontrak gas di padang LNG Tangguh, Papua itu, dengan harga yang sangat-sangat murah. Saat Obama ke Jakarta, dia memperoleh kontrak miliaran dollar atas pembelian 200 lebih pesaawat Boeing 737-900 oleh Lion Air. Dari semua fenomena itu, maka sebaiknya pihak Istana tak usahlah mau membohongi rakyat, bahwa kedatangan SBY ke Istana Buckingham itu, tak gratis untuk memperoleh gelar "Ksatria Salib Agung" itu, tapi akui saja harus di'barter' dengan proyek yang didapat oleh BP Plc hingga miliaran dollar. Mana adalah makan siang gratis, apalagi dengan orang bule. Pada waktu Presiden Soeharto berkunjung ke Istana Buckingham tahun 1980-an, dia memang tak menerima gelar apa-apa, tetapi pulangnya Soeharto mengantongi kontrak miliaran dollar atas pembelian persenjataan berat dari Inggris dengan biaya kredit export bank-bank Inggris (lihat ini videonya di youtube)
Yang menarik, kalau dicermati perkembangan proyek LNG Tangguuh itu selama ini, yang memiliki ladang gasnya adalah rakyat Indonesia. Tapi yang menambangnya perusahaan Inggris BP Plc, untuk kemudian hasil gas alamnya di jual (sebagian terbesar) ke China dengan harga sangat murah, dibawah harga LNG dunia selama 25 tahun kontrak pembelian. Sementara tragisnya, Pertamina dan PLN, harus berebut membeli gas LNG produksi ladang Tangguh itu, dengan harga dunia yang cukup tinggi!
Wednesday, November 7, 2012
5:56 AM
Istana Bantah! Gelar Ksatria SBY barter dengan BP Plc buat dapat Proyek Gas US$ 12-M
Exspost News
No comments
MR: EDITOR
Exspost News
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.
Related Posts
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment